Jumat 08 May 2020 07:30 WIB

Mengenang 37 Tahun Duel Legendaris Icuk Vs Liem Swie King

Dalam final Kejuaraan Dunia itu, Icuk Sugiarto menumbangka seniornya Liem Swie King.

Icuk Sugiarto
Foto:

Gaya permainan

Sewaktu masih menjadi bintang di gelanggang, Icuk terkenal sebagai pemain yang memiliki pertahanan kuat, sementara King dikenal dengan tipe permainan menyerang dengan jumping smash sehingga dijuluki King Smash.

Gaya permainan bertahan itulah yang bisa dikatakan membuat Icuk menang melawan para pebulu tangkis papan atas dunia. Kepada Antara di Jakarta, Kamis (7/5), Icuk mengenang bagaimana ia memang telah mempersiapkan untuk bermain panjang di setiap pertandingan di Kejuaraan Dunia kala itu.

"Saya sebelum berangkat memang optimistis bisa karena melalui persiapan yang panjang. Percaya diri saya saat itu memang tinggi," katanya lagi.

Persiapan yang dimaksud adalah menjaga kondisi fisik agar tetap prima. Icuk yang biasanya berlatih dua kali sehari itu mengaku rutin latihan tiga kali dalam sehari demi persiapan ke Kejuaraan Dunia itu.

"Lari 70 kali keliling GBK siang hari, tujuannya untuk kekuatan fisik dan persiapan main panjang," tuturnya.

Apa yang dikatakan Icuk dibuktikannya di atas lapangan Brondby Hallen. Berkat gaya permainan bertahan dan memperpanjang reli selama mungkin, Icuk mampu mengalahkan hampir seluruh raksasa bulu tangkis dunia saat itu, tak kecuali pemain kidal China, Yang Yang, Morten Frost Hansen (Denmark), Prakas Pandukone (India), Han Jian (China), dan seniornya, Liem Swie King.

"Itu (bermain panjang) benar-benar terjadi sejak awal pertandingan. Pada saat itu saya bisa skipping rope selama 22 menit tanpa berhenti," kata Icuk.

"Di perempat final tangan berdarah dan saat final lawan King malah sudah bernanah. Tapi saya paksakan," ujarnya menambahkan.

Dengan gaya bermain seperti itu, ia memaksa lawan untuk adu stamina. Jadi ketika lawan menang di set pertama, Icuk bisa menggempur lawannya habis-habisan di set kedua maupun ketiga.

"Dia hanya mengembalikan bola-bola saya tapi saya tidak bisa mematikannya. Benar-benar aneh saya belum mendapat lawan seperti ini," kata Morten Frost Hansen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement