Dia berjanji akan menambah jumlah perempuan di dewan eksekutif Tokyo 2020 dari 20 persen ke 40 persen, dan mengundang kembali para pembawa obor dan relawan Olimpiade yang mengundurkan diri karena komentar Mori.
Hingga Kamis, Hashimoto, 56, juga menjabat menteri kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
"Saya menyadari masih banyak pembagian peran gender yang nyata (di Jepang). Apa yang bisa dilakukan untuk mengubah itu lewat reformasi di komite penyelenggara merupakan hal penting," kata dia.
Hashimoto sempat dilaporkan enggan menerima tugas baru itu, dan sekarang menghadapi tantangan berat untuk meraih dukungan publik sebelum Olimpiade dibuka pada 23 Juli.
Tindakan pencegahan infeksi akan menjadi prioritas Tokyo 2020 di tengah pandemi ini, kata Hashimoto yang ingin memastikan publik domestik dan para tamu merasakan Olimpiade yang aman dan nyaman.