Namun poin plusnya adalah Foden jauh lebih muda ketimbang seniman kulit bundar asal Belgia tersebut, dan Foden diprediksi bisa berkembang lebih baik di masa depan.
Lihat saja kontribusi Foden terhadap kesuksesan City dalam beberapa pekan terakhir dan pertimbangkan betapa pentingnya dia untuk masa depan klub, dimulai dengan leg pertama semifinal Liga Champions melawan Paris Saint-Germain (PSG).
Selain itu, Foden di ambang mengembalikan trofi Liga Primer kembali ke rak lemari the Citizens. Perjalanan positifnya bersama klub seiring dengan kariernya di timnas Inggris. Pelatih Inggris Gareth Southgate terus memanggilnya akhir-akhir ini.
"Phil Foden tumbuh, ia membuat langkah maju setiap saat. Selain itu ia sangat agresif tanpa bola, dan ia menjadi sosok pemain yang sangat penting untuk tim. Perannya di sepertiga akhir begitu krusial," kata Guardiola menjelaskan.
Pada masa kecil, bakatnya sudah terendus seantero Manchester dan karenanya Foden juga sempat menjadi rebutan dua klub besar asal kota pelabuhan itu. Saat usianya belum genap 10 tahun, Manchester United (MU) sempat mencoba mengajaknya bergabung, tapi Foden jelas menolak.
Tak ada tempat untuk klub Manchester lain selain Man City di hatinya. Foden memang fan City sejak kecil. Dan yang menarik, itu berbeda dari sang ayah yang merupakan pendukung setia United.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
