Kamis 03 Jun 2021 14:45 WIB

Al Mubarak Akui Kesalahannya Sertakan Manchester City di ESL

City jadi satu dari 12 klub top Eropa, yang ikut untuk memisahkan diri dari UEFA.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pelatih kepala Manchester City Pep Guardiola berjalan melewati trofi di akhir pertandingan final Liga Champions antara Manchester City dan Chelsea di Stadion Dragao di Porto, Portugal, Ahad (30/5) pagi WIB. Chelsea memenangkan pertandingan 1-0.
Foto: Pierre Philippe Marcou / Pool via AP
Pelatih kepala Manchester City Pep Guardiola berjalan melewati trofi di akhir pertandingan final Liga Champions antara Manchester City dan Chelsea di Stadion Dragao di Porto, Portugal, Ahad (30/5) pagi WIB. Chelsea memenangkan pertandingan 1-0.

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Ketua Dewan Direksi Manchester City, Khaldoon Al Mubarak, mengakui, keputusan The Citizen untuk bergabung dalam rencana pembentukan Liga Super Eropa (ESL) merupakan sebuah kesalahan. Al Mubarak menegaskan bertanggung jawab penuh atas kesalahan itu dan meminta maaf kepada seluruh penggemar The Citizen.

City menjadi satu dari 12 klub top Eropa, yang bergabung untuk memisahkan diri dari kompetisi di bawah Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) dengan meluncurkan Liga Super Eropa (ESL).

Namun, setelah mendapatkan penolakan dari berbagai pihak, terutama para supporter, klub-klub tersebut mulai menarik diri dari rencana tersebut.

Setidaknya sembilan dari 12 klub inisiator ESL, termasuk enam dari Inggris, akhirnya mundur dari rencana tersebut, akhir April silam. City diketahui menjadi klub pertama yang secara resmi mengungkapkan keinginannya untuk mundur dari rencana penyelenggaran ESL tersebut.

Al Mubarak mengakui, pada saat itu, ide keterlibatan City dalam ESL rasanya berjalan beriringan dengan ambisi The Citizen untuk menjadi salah satu klub terbaik di dunia. Namun, seiring berjalannya waktu, rencana tersebut justru membuat kelompok supporter The Citizen kecewa. Hal inilah yang membuat Al Mubarak akhirnya memutuskan untuk menarik City dari rencana keikutsertaan di ESL.

''Kami ingin menjadi klub terbaik di dunia. Dengan pengalaman itu, kami akan lebih hati-hati dalam mengambil keputusan. Kami akan bertambah kuat. Saya bisa katakan, untuk bisa berada di posisi sekarang, kami telah melakukan berbagai hal dan mungkin melakuikan kesalahan. Namun, itu adalah bagian dari proses pertumbuhan,'' tutur Al Mubarak seperti dilansir Sky Sports, Kamis (3/6).

Pengusaha asal Abu Dhabi itu memberi contoh, pada 12 tahun lalu, City masih menjadi klub yang berjuang keras untuk sekedar bertahan di Liga Primer Inggris. Namun, saat ini, City mampu mendobrak dominasi klub-klub papan atas Liga Primer Inggris dengan keberhasilan meraih tiga gelar juara Liga Primer Inggris dalam empat musim terakhir.

Keberhasilan ini, tutur Al Mubarak, tentu tidak akan dicapai tanpa adanya keberanian dalam mengambil resiko meski berpotensi melakukan kesalahan. Secara khusus, Al Mubarak mengungkapkan, keputusan City untuk bergabung dalam pembentukan ESL semata-mata merupakan keputusan Dewan Direksi, yang berada di bawah kendalinya. Untuk itu, Al Mubarak meminta maaf kepada seluruh supporter The Citizen atas kesalahan tersebut.

''Apa yang hilang dalam pertimbangan itu justru salah satu aspek penting, yaitu bagaimana penilaian fans. kami akan belajar dari kesalahan itu. Tentu saja ada penyesalan. Itu menjadi pembelajaran beharga buat kami. Saya harap, para fans kami bisa memahami, meski melakukan kesalahan dalam penilaian, tapi kami tetap berharap untuk memberikan hal terbaik buat klub ini,'' kata Al Mubarak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement