Selasa 03 Aug 2021 21:31 WIB

Cerita Ayah Apriyani Rahayu Buatkan Raket Kayu Seadanya

Ayah Apriyani Rahayu memilih menahan rindu agar anaknya fokus berlatih.

Pebulutangkis ganda Putri Indonesia Greysia Pollii (kiri) dan Apriyani Rahayu memperlihatkan medali emas yang berhasil mereka raih untuk nomor bulutangkis ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8/2021). Greysia Pollii/Apriyani Rahayu berhasil meraih medal emasi setelah mengalahkan Chen/Jia Yi Fan dua set langsung. 21-19 dan 21-15.
Foto:

Ameruddin, sang ayah adalah pegawai di UPTD Dinas Pertanian Konawe. Sementara Siti Jauhar hanya ibu rumah tangga.

Hasil kerja kerasnya pun tidak sia-sia. Di beberapa pertandingan tingkat provinsi, untuk kelas junior ia selalu gemilang.

Ameruddin menuturkan, ibu Apriyani adalah orang yang paling mendukung impian anaknya. Sang ibu bahkan selalu mendampingi anaknya bertanding, apalagi saat masih di level junior.

Demi terus mengasah kemampuannya menjadi pebulu tangkis profesional, Apriyani Rahayu pertama kali bergabung dengan PB Pelita Bakri pada 3 September 2011 ketika mantan juara dunia bulu tangkis Icuk Sugiarto menjadi ketua PBSI DKI Jakarta kemudian akhirnya hijrah ke PB Jayaraya Jakarta hingga sekarang ini. Ketika ditanya apakah Apriyani sempat pulang ke rumah sebelum tampil pada Olimpiade Tokyo ini, Amiruddin mengatakan, seminggu sebelum tampil di Olimpiade anaknya sempat pulang untuk ziarah ke makam ibunya.

Ibunda Apriyani meninggal ketika pebulu tangkis itu mengikuti satu kejuaraan di Lima, Peru, pada 10 November 2015. Saat masuk ke lapangan untuk bertanding, Apriyani sempat diminta keluar karena ada kabar bahwa ibunya meninggal dunia. Tetapi Apriyani tetap melanjutkan pertandingan dan meraih juara.

Menyinggung harapannya setelah meraih medali emas di Olimpiade, dia mengatakan, anaknya tetap bisa tampil sebagai juara pada event-event internasional.

Ameruddin mengaku ia dan almarhumah istinya selalu mendukung Apriyani sepenuhnya untuk bisa menjadi pebulu tangkis profesional. Sambil tertawa, Ameruddin mengaku jika ada 200 persen, dukungan itu ia berikan kepada anaknya.

Ia rela dipisahkan oleh jarak dengan satu-satunya anak perempuannya demi mendukung karier Apriyani. Karena berjauhan dengan Apriyani, sang ayah hanya bisa menitipkan sepenggal doa pada setiap sujud sholatnya agar anaknya selalu diberikan kesehatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

"Pokoknya setiap saya sholat, saya doakan dia dengan Greysia Polii, tidak ada yang lain paling afdal selain doa ... karena doa itu bukan kita punya mau tetapi Tuhan punya mau," katanya.

Ameruddin juga mengaku tidak pernah mengganggu Apriyani jika sedang latihan di Jakarta. Meski kerinduan datang, ia hanya meminta kepada Tuhan agar Apriyani selalu sehat dan sukses. "Selama dia dilatih di Jakarta, kita tidak ganggu, meski hitungan tahun baru pulang, karena kalau diganggu kiri kanan bagaimana mau ada hasil," ucap sang ayah.

"Kita doain saja dari sini supaya dia selalu sehat, kalau kita mau ikuti maunya kangen dengan dia, kita ganggu dia maka tidak bisa dia mendapatkan hasil," tambah sang ayah.

Meski demikian, Ameruddin bersyukur karena Apriyani juga rutin menghubungi dirinya melalui panggilan video, dan selalu berkabar tentang kondisinya. Sang ayah mengaku selalu mendapat kabar dari Apriyani ketika tidak sedang latihan. Bahkan sang anak selalu menelepon sebelum dan setelah bertanding, sebelum makan, hingga sebelum tidur.

Ia berharap anaknya tidak cepat merasa puas dengan prestasi yang diraih saat ini karena masih banyak prestasi ke depannya yang harus di raih, serta memiliki sifat yang baik dan ramah kepada semua orang. "Tidak ada lain, pokoknya kami mendukung terus. Tapi jangan merasa puas, kalau sudah merasa puas berarti tidak mau lagi berusaha karena sudah puas. Dan kedua jangan sombong. Dua saja itu kuncinya, jangan cepat merasa puas dan jangan sombong," kata Ameruddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement