Senin 22 Nov 2021 15:47 WIB

Tinta Merah dari Indonesia Masters

faktor pandemi Covid-19 telah mengubah peta persaingan bulutangkis dunia

Rep: Fitriyanto/ Red: Muhammad Akbar
Pebulu tangkis Jepang Kento Momota (kanan) menjuarai tunggal putra Daihatsu Indonesia Masters 2021, di Nusa Dua, Bali, Ahad (21/11). Jepang mengamankan tiga gelar di Indonesia Masters.
Foto: Dok Humas PBSI
Pebulu tangkis Jepang Kento Momota (kanan) menjuarai tunggal putra Daihatsu Indonesia Masters 2021, di Nusa Dua, Bali, Ahad (21/11). Jepang mengamankan tiga gelar di Indonesia Masters.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Untuk pertama kalinya selama perhelatan turnamen bulu tangkis Indonesia Masters, tuan rumah nihil gelar.

Sejak pertama kali digelar tahun 2010 dengan nama Indonesia Open Grand Prix Gold, sedikitnya dua gelar juara diraih tuan rumah — bahkan tahun 2014 berhasil merebut empat gelar juara.

Kekhawatiran bakal gagal total para pemain Indonesia di turnamen yang berlangsung pada 16-21 November di Bali itu sudah terasa saat para penghuni Pelatnas Cipayung menjalani tur Eropa.

Sinyal itu berawal dari hasil Piala Sudirman (26 September-3 Oktober di Finlandia) yang kandas di perempat final. Kemudian hasil minor berikutnya berlanjut di Piala Thomas dan Uber 2020 (9-17 Oktober di Denmark), dimana para pemain mengalami kelelahan.

Alhasil, meskipun sukses dengan merebut Piala Thomas yang sudah 19 tahun lepas, para pemain Indonesia tak bisa berbuat banyak di ajang tur Eropa yakni Denmark Open (19-24 Oktober), France Open (26-31 Oktober) dan Germany Open (2-7 November). Tidak sedikit pemain Indonesia yang menarik diri karena kelelahan dan cedera ringan.

Dari tiga rangkaian tur Eropa tersebut, Indonesia hanya bisa membawa satu gelar juara. Gelar itu berasal dari ajang German Open. Satu-satunya gelar diraih lewat pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.

Jeda selama dua pekan setelah tur Eropa ternyata tak cukup untuk melakukan pemulihan stamina para pemain Pelatnas. Apalagi di masa pandemi Covid-19, porsi latihan menjadi berbeda.

Ditambahkan lagi sejumlah pemain yang harus recovery usai terpapar Covid-19. Semuanya kemudian berujung pada stamina yang tidak bisa maksimal. Padahal stamina kunci utama dari olahraga adalah fokus dan stamina yang optimal.

>> Peta persaingan yang berubah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement