Kamis 15 Jun 2023 17:12 WIB

Erick Thohir Dinilai Mantapkan Psikologis dan Mental Timnas Indonesia

Melawan Palestina meningkatkan kepercayaan diri pemain Indonesia.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan pengarahgan kepada pemain timnas Indonesia jelang laga melawan Palestina.
Foto:

Prof. Dimyati yang juga Dewan Pakar Forum Akademisi Penggemar Sepak Bola Indonesia (FAPSI) itu mengatakan, langkah Erick Thohir untuk menargetkan Timnas Indonesia masuk dalam 100 besar ranking FIFA harus diapresiasi. 

Menariknya, langkah tersebut dimulai dengan menggelar pertandingan FIFA Matchday dengan dua negara yang beda peringkat, yakni Palestina dan Argentina.

“Langkah Erick Thohir (ET) untuk menargetkan Timnas Indonesia masuk 100 dunia melalui program pertandingan laga FIFA Matchday patut diapresiasi, karena program itu dalam jangka pendek bagus sekali untuk memberikan pengalaman bertanding dengan tim-tim luar negeri, apalagi dengan tim kelas dunia seperti Argentina,” ungkapnya

Prof. Dimyati juga sepakat dengan langkah strategis Erick Thohir dalam memilih variasi level ranking FIFA dalam pertandingan FIFA Matchday. Sehingga, ada yang memang dijadikan ajang untuk melatih mental dan psikologis pemain, juga memiliki orientasi untuk menambah poin. 

Hal itu, agar target 100 besar ranking FIFA terealisasi dan juga pemain Indonesia mendapat pengalaman serta penguatan mental dalam menghadapi negara besar sekaliber Argentina.

“Perlu dipertimbangkan dengan cermat, terutama pemilihan level lawan yang dihadapi, karena jika level lawan terlalu tinggi bukan point yang didapat/target atau yang dicanangkan tidak akan tercapai. Pemilihan tim untuk uji tanding Argentina (tim level tinggi) dan Palestina (rendah) sudah tepat,” ucapnya.

“Tapi alangkah lebih baiknya ada 1 tim lagi yang dijadikan uji tanding, yaitu tim yang satu level (seimbang) dengan Timnas Indonesia, misalnya dengan Vietnam agar dengan cara itu timnas kita punya pengalaman yang bervariasi (lengkap) dan mendapat poin,” tambahnya.

Dijelaskan Prof. Dimyati, laga FIFA Matchday lawan Argentina sangat bagus bagi persiapan psikologis para pemain Timnas Indonesia. Meskipun kalah, mental pemain squad Garuda sudah kuat saat menghadapi lawan yang berat sekalipun di pertandingan selanjutnya.

“Prediksi misalnya kalah (lawan Argentina), imbang lawan Palestina, dan menang dengan (contoh) Vietnam. Kondisi ini secara psikologis bagus bagi pembentukan mental para pemain,” jelasnya.

Oleh sebab itu, untuk mencapai target Erick Thohir agar Timnas Indonesia masuk 100 besar peringkat FIFA, maka harus perbanyak pertandingan FIFA Matchday dengan negara yang berada di 20-10 besar ranking FIFA dan negara yang selevel dengan Indonesia di peringkat FIFA. 

Selain itu, PSSI juga harus menargetkan program jangka panjang buat sepak bola Indonesia, seperti pembinaan hingga perbaiki kompetisi liga Indonesia yang bersih dan berprestasi. 

“Sebagaimana disampaikan di atas, dalam jangka pendek memperbanyak pengalaman bermain melalui FIFA Matchday dengan tim-tim level dunia sangat baik dalam membentuk ketangguhan mental pemain, namun dalam jangka panjang pembinaan tingkat klub yang melibatkan psikolog olahraga, roda kompetisi yang teratur dan berjalan baik,” ungkapnya.

Lebih jauh Prof. Dimyati mengatakan, PSSI harus serius melakukan pembinaan pada pemain usia dini, karena untuk menjadikan pemain yang tangguh secara mental juara hanya bisa diperoleh melalui program jangka panjang. 

“Pembinaan pemain-pemain muda yang melibatkan sport science saat perekrutan pemain berbakat adalah keniscayaan, karena untuk menjadikan pemain yang tangguh secara mental juara hanya bisa diperoleh melalui program jangka panjang, yang sangat tergantung pada kualitas pelatih, kualitas latihan itu sendiri, roda kompetisi yang baik, latihan keterampilan mental (LKM) dan lingkungan latihan (dukungan orang tua/stakeholders),” bebernya.

 

“Jika semua itu dilakukan dengan baik, kita optimis akan tembus 100 dunia, dan pemain kita tangguh secara mental dan itu modal besar untuk prestasi,” ujarnya. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement