REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasit Nasrullo Kabirov mendadak jadi buah bibir. Ia mendapat sorotan setelah memimpin pertandingan antara tuan rumah Qatar melawan Tim Nasional Indonesia Pada Piala Asia U-23 2024.
Itu laga perdana di Grup A. Qatar U-23 unggul 2-0 atas Indonesia U-23. Kabirov dinilai mengeluarkan berbagai keputusan kontroversial.
Ia memberi kartu merah untuk dua penggawa Garuda, yakni Ivar Jenner di menit ke-46, dan Ramadhan Sananta pada injury time. Bahkan pelatih Indonesia, Shin Tae-yong juga mendapat kartu kuning. Kabirov menghadiahkan Qatar penalti di pengujung babak pertama.
Masih banyak keputusan 'aneh' dari wasit asal Tajikistan itu. Warga net tanah air langsung menyerang media sosial yang bersangkutan. Terpantau hingga Selasa (16/4/2024) menjelang siang WIB, sudah lebih dari jutaan warganet dan setengah juta komentar berisi kritikan pedas terhadap Kabirov.
Beragam isi kecaman warganet terhadap wasit tersebut. Ada yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Ada pula yang memakai kalimat dalam bahasa Inggris.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir turut merespons apa yang terjadi. Pertama-tama Erick berterima kasih kepada semua penggawa Timnas Indonesia yang sudah bertarung. Sayangnya, hasil yang diperoleh belum sesuai harapan. Ia juga melihat banyaknya tindakan wasit yang merugikan awak merah-putih.
"Sebagai federasi dan sesuai regulasi, kami akan melayangkan surat protes ke AFC (Federasi Sepak Bola Asia), untuk beberapa keputusan malam ini," tulis sosok yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu di instagramnya, yang dikutip pada Selasa (16/4/2024).
Erick menyinggung sejumlah keputusan kontroversial wasit Nasrullo Kabirov. Salah satunya perihal kartu merah untuk Ivar Jenner. Ivar mendapat kartu kuning kedua di menit ke-46.
Dalam tayangan ulang, sang gelandang sama sekali tak melakukan pelanggaran berat. Kehilangan Ivar membuat lini tengah Timnas Indonesia keteteran. Lalu pada injury time, Ramadhan Sananta juga diusir.
Wasit juga memberikan penalti kepada Qatar setelah Rizky Ridho Ramadhani dinilai menyikut penggawa tuan rumah. Itu menjadi awal dari berbagai kontroversi di pertandingan ini. Lalu sejumlah pelanggaran keras terhadap Garuda Muda tidak mendapat penanganan semestinya.
Witan Sulaeman dihajar dengan tekel dua kaki, hanya berbuah kartu kuning untuk pemain lawan. Marselino Ferdinan juga sempat didorong di depan kotak penalti tuan rumah. Sayang, Kabirov tak melihat itu sebagai pelanggaran.
"Kartu merah Ivar, mestinya nggak kartu merah. Kita protes. Tapi jangan sampai game ini merusak fokus kalian. kita belum selesai masih ada dua game lagi," ujar Erick, membakar semangat Timnas Indonesia.
Rupanya sebelum laga dimulai, Timnas Indonesia sudah dibuat tak nyaman. Ketika kunjungan awal, jarak tempuh ke stadion hanya tujuh menit. Saat jelang laga resmi dimulai, waktu tempuh menjadi 25 menit.
Selanjutnya, anak asuh STY masih memiliki dua partai tersisa di Grup A. Garuda Muda akan menghadapi Australia dan Yordania.