Selasa 14 May 2019 21:55 WIB

Final ABL: Saatnya Juara, CLS!

OCBC Arena adalah lokasi di mana CLS memecahkan telur kemenangan perdana.

Ekspresi para pemain CLS Knights usai memetik kemenangan di ABL.
Foto:

Atur tempo jangan terdikte

Di gim keempat, hampir semua masalah yang dialami CLS di dua gim sebelumnya berhasil diatasi oleh Rowsom dan diterjemahkan dengan baik oleh para pemain di lapangan.

Mulai dari akurasi tembakan terbuka, efisiensi eksekusi lemparan bebas hingga kesempatan untuk mengatur tempo permainan berjalan cepat, sebagaimana yang mereka sukai selama ini.

Oleh karena itu, selain menjaga akurasi tembakan terbuka tetap klinis dan eksekusi lemparan bebas tetap efisien, CLS harus bisa mengambil kendali menentukan tempo permainan dan jangan mau didikte oleh Slingers.

Douglas Herring, sang jenderal permainan, harus bisa menyeleksi pendekatan serangan dengan cepat tanpa membuang banyak waktu. Di gim keempat, Herring beberapa kali masih agak lambat mengeksekusi serangan, namun dengan akurasi tembakan terbuka yang baik hal itu bisa teratasi.

Di OCBC Arena, Rabu (15/5) besok, Herring tidak boleh membuang waktu barang sedetik pun. Momentum permainan harus direbut bukan ditunggu.

CLS tidak boleh terpukul jika sang Pemain Impor Terbaik ABL musim ini, Xavier Alexander, tetap klinis menjaga level permainan yang ia perlihatkan di empat gim sebelumnya.

Yang CLS harus lakukan adalah segera balik menyerang, dengan kecepatan tertinggi agar Slingers tak punya kesempatan bernafas. Sekali lagi, momentum harus direbut dan bukan ditunggu laiknya firman dari langit.

Sang Jenderal harus memastikan distribusi bolanya efisien apakah menusuk ke paint area sendiri atau mempercayakan Watkins, Brandon Jawato maupun Maxie Esho untuk melakukannya.

Jika itu terjadi dan mulai terbendung, CLS tinggal berharap status sebagai tim pemecah rekor jumlah tembakan tripoin tersukses dalam satu gim menolong mereka.

Menanti peran Wong Wei Long

Mantan bintang Slingers yang musim ini membela CLS, Wong Wei Long, seolah menjadi penumpang dalam rangkaian final ABL musim ini.

Ia menonton dari tepi lapangan dengan perban di pelipis kirinya, ketika CLS menang di gim pertama. Lantas ketika akhirnya dianggap cukup bugar untuk melantai, kontribusi Wei Long amat sangat minim.

Tiga poin, lima poin dan satu poin. Itu adalah deretan kontribusi Wei Long terhadap CLS dalam tiga penampilannya di partai final.

Sungguh bukan angka yang menggambarkan seorang pemegang rekor tembakan tripoin terbanyak sepanjang sejarah ABL digelar.

Wei Long seolah terbebani akan masa lalunya sebagai mantan bintang Slingers dan hal itu wajib ditaklukkannya jika ia diberi kepercayaan untuk lebih banyak melantai pada gim kelima nanti.

Jika tidak, ada baiknya Rowsom memberikan kesempatan lebih banyak untuk Sandy Febyansyakh Kurniawan atau sekalian memasang dua point guard dalam satu waktu bersamaan dengan menurunkan Arif Hidayat mendampingi Herring.

Yang jelas, jika Rowsom meminta para pemainnya untuk menjaga kontinuitas tempo permainan cepat khas CLS, ia juga harus bisa mengambil keputusan cepat jika melihat ada pemain tak efektif di lapangan dan memberikan kesempatan kepada siapapun untuk bisa memberikan pengaruh di laga pamungkas musim ini.

Semoga saja, Knights Society bisa menciptakan suasana magis menyulap OCBC Arena menjadi Kertajaya, agar bukan hanya Wei Long tetapi juga semua pemain CLS bisa merasa tampil di hadapan kastil kebanggaannya sendiri, untuk meraih gelar juara ABL yang tinggal sejengkal jaraknya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement