REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bintang muda bulu tangkis Indonesia, Alwi Farhan, berharap keberhasilan dia menjadi juara dunia tunggal putra junior BWF bisa mengangkat moral dan melecut semangat perbulutangkisan Indonesia untuk bangkit setelah terpukul karena gagal total di Asian Games 2022.
Alwi Farhan menorehkan sejarah setelah tampil sebagai juara tunggal putra ajang BWF World Junior Championships 2023. Dia pun mencatat dengan tinta emas sebagai pemain tunggal putra pertama Indonesia yang menjadi juara dunia junior.
Dalam laga final yang berlangsung di The Podium Arena, Spokane, Washington, AS, Minggu waktu setempat, Alwi yang menjadi unggulan keempat menggusur unggulan ketiga, Hu Zhe An (China) dengan skor 21-19, 19-21, 21-14 dalam laga selama 65 menit.
"Semoga dengan kemenangan saya ini bisa memberi semangat bagi bulu tangkis Indonesia untuk bangkit. Kemenangan ini tentu sangat berarti bagi saya. Tetapi saya tidak boleh cepat puas, karena ini baru juara level junior. Saya pun ingin bisa tampil konsisten saat masuk ke level senior. Saya mau bisa masuk top 50 dulu," kata Alwi, dinukil dari Kantor Berita Antara, Selasa (10/10/2023).
Keberhasilan Alwi naik podium juara ini bak oase di padang pasir menyusul prestasi muram para pemain senior di Asian Games Hangzhou lalu yang gagal menyumbang medali apapun bagi Kontingen Indonesia.
Keberhasilan Alwi menyiratkan harapan bahwa bulu tangkis Indonesia masih ada dan memiliki harapan cerah dengan sukses yang diukir pebulu tangkis belia asal Surakarta tersebut.
"Alhamdulillah dan bersyukur saya bisa menang. Saya tidak menyangka bisa sampai di sini. Karena tahun lalu pun saya tahu betapa berat perjuangannya tampil di WJC. Kemenangan ini tak lepas berkat dukungan dan doa orangtua, keluarga, pelatih, rekan, dan team support hingga akhirnya saya bisa jadi juara seperti saat ini," kata Alwi.
Alwi menyebut kepercayaan dan keyakinan pada kemampuan diri sebagai kunci kemenangannya. "Kunci kemenangan tadi adalah, saya tampil lebih percaya diri. Tampil di final itu tidak hanya berbicara soal skill semata, tetapi juga mental, fokus, dan pikiran. Saya bisa menang berkat unggul di mental dan pikiran," ujar Alwi.
Alwi pun tidak lupa mengucapkan rasa terima kasihnya atas doa dan dukungan kepada orangtua, keluarga, teman, pelatih, PBSI, dan klub Exist yang membinanya.
"Terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang telah mendukung dan mendoakan saya hingga tampil sebagai juara dunia junior. Terima kasih juga untuk orangtua, keluarga, pelatih, rekan-rekan, senior saya di pelatnas, juga untuk PBSI dan klub Exist yang membina saya dari kecil," kata Alwi.
Laga final yang dijalani Alwi memang berlangsung ketat. Dalam gim pertama, Alwi sempat tertinggal jauh, 7-15. Namun, pelan tapi pasti dia pantang menyerah dan bisa mengejar hingga menyamakan skor menjadi 18-18 dan malah menutup gim pembuka dengan kemenangan 21-19.
Di gim kedua, lagi-lagi Alwi sempat tertinggal jauh 3-13. Namun, lagi-lagi dia bisa menyamakan skor menjadi 15-15. Bahkan sempat unggul 19-17. Sayang, Alwi malah kurang tenang dan gim kedua justru diraih lawan yang merebut empat poin beruntun. Alwi kalah 19-21.
Di gim ketiga, Alwi langsung in dan tidak mau kehilangan momentum. Dia terus memimpin hingga 9-3. Meski lawan sempat mengejar hingga 9-7, Alwi akhirnya bisa unggul 11-7 hingga interval gim ketiga. Setelah itu, dia pun bisa menjaga fokus dan terus memegang kendali permainan dan ketika shuttlecock pengembalian Hu Zhe An jatuh keluar lapangan membuat pertandingan berakhir dengan skor 21-14 sekaligus memastikan Alwi sebagai juara.
Alwi pun menjadi tunggal putra Indonesia pertama yang meraih predikat kampiun dalam Kejuaraan Dunia Junior sejak ajang ini resmi digelar BWF tahun 1992.