Senin 06 Nov 2023 23:06 WIB

Soal Bendera Palestina di Stadion, Erick Thohir: FIFA Hargai Kebebasan Berekspresi

Erick Thohir telah berkoordinasi dengan FIFA agar bendera Palestina boleh dikibarkan.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gita Amanda
Sejumlah suporter sepak bola mengibarkan bendera Palestina saat pertandingan kompetisi Liga 1 Persik Kediri melawan Persebaya Surabaya di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (27/10/2023). Aksi tersebut sebagai wujud solidaritas atas banyaknya korban jiwa akibat serangan Israel ke Jalur Gaza.
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Sejumlah suporter sepak bola mengibarkan bendera Palestina saat pertandingan kompetisi Liga 1 Persik Kediri melawan Persebaya Surabaya di Stadion Brawijaya, Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (27/10/2023). Aksi tersebut sebagai wujud solidaritas atas banyaknya korban jiwa akibat serangan Israel ke Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir telah berkoordinasi dengan FIFA agar bendera Palestina diperbolehkan dikibarkan dalam kompetisi di bawah naungan FIFA. Menurut Erick, FIFA tidak mempermasalahkan pengibaran bendera Palestina sebagai simbol dukungan pada kemanusiaan dan perlindungan HAM. 

"FIFA menghargai kebebasan berekspresi. Apalagi pada perlindungan HAM dan kemanusiaan. Ini terutama dalam konteks pengibaran bendera Palestina. Jadi PSSI dalam hal ini menegaskan tidak ada pelarangan apalagi sanksi," kata Erick dikutip dari PSSI, Senin (6/11/2023).

 

Erick pun mengomentari isu yang berkembang bahwa Komite Disiplin PSSI menjatuhi sanksi pada Persiraja Banda Aceh akibat berkibarnya bendera Palestina. Menurut Erick hal itu adalah sebuah disinformasi yang disebarkan oleh oknum tak bertanggung jawab. 

 

Sebab, kata Erick, yang menjadi sorotan dalam kasus itu bukanlah bendera Palestina melainkan soal suporter melakukan pitch invasion. 

 

"Jadi tegas yang terjadi di Persiraja bukan karena ada suporter mengibarkan bendera Palestina tapi soal suporter yang melakukan pitch invasion yang hal itu tidak diperkenankan. Apalagi kita sangat ketat menerapkan standar keamanan di lapangan seusai peristiwa Kanjuruhan," ujarnya. 

 

Senada dengan Erick, Ketua Komite Hukum PSSI Ahmad Riyadh menegaskan pengibaran bendera Palestina bukanlah hal yang dilarang. Oleh karena itu PSSI tidak memberi sanksi melainkan aspirasi. 

 

Riyadh mempersilakan suporter untuk menyemarakkan solidaritasnya itu di bangku dan tribune stadion. Layaknya apa yang terjadi di sejumlah liga dunia yang mana suporter sepakbola membentangkan bendera dan spanduk dukungan pada nasib Palestina. 

 

Namun, Riyadh meminta agar tidak ada suporter yang melakukan pitch invasion atau menyerbu masuk ke lapangan. Hal ini tidak diperkenankan karena melanggar peraturan dan keselamatan. 

 

"Perlu digarisbawahi bahwa setiap bentuk pitch invasion itu dilarang. Apalagi saat ini kita sedang melakukan transformasi setelah tragedi Kanjuruhan di mana disiplin soal kode keamanan dan keselamatan adalah hal yang mutlak. Karena itu penonton menyerbu masuk ke lapangan tidak diperkenankan," kata Riyadh. 

 

Riyadh menambahkan selama ini komitmen PSSI pada Palestina tak perlu diragukan. PSSI dan Federasi Sepak Bola Palestina memiliki relasi spesial. Bahkan rutin menggelar kerja sama dan uji coba. Bahkan yang teranyar, kata Riyadh, Ketum PSSI Erick Thohir menawarkan Indonesia sebagai kandang Palestina kala mereka menjamu Australia pada kualifikasi Piala Dunia 2026 November ini. 

 

"Soal komitmen PSSI pada Palestina tak perlu diragukan. Seperti yang diucapkan oleh Ketum PSSI, kandang Indonesia adalah kandang Palestina juga," kata anggota komite eksekutif PSSI itu.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement