Senin 04 Oct 2021 08:46 WIB

Nama Pep Guardiola Terseret Skandal Pandora Papers

Guardiola ditengarai menggelapkan 500 ribu euro untuk menghindari pajak 10 persen.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Pelatih Manchester City Pep Guardiola.
Foto: EPA-EFE/YOAN VALAT
Pelatih Manchester City Pep Guardiola.

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Nama pelatih Manchester City, Pep Guardiola, dikabarkan terseret skandal Pandora Papers. Itu adalah sebuah laporan dari Konsorsium Jurnalis Investigatif Internasional.

Dalam laporan La Sexta dan El Pais yang dikutip Marca, Senin (4/10), Guardiola memiliki rekening bank di Andorra pada 2012 untuk memanfaatkan kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty yang digelorakan pemerintah setempat.

Hal itu membuat Guardiola tidak melaporkan tagihan pajaknya kepada Badan Pajak Spanyol. Menurut salah satu sumber yang dekat dengan Guardiola, uang yang berada di rekening Andorra merupakan hasil jerih payah saat pelatih berkaier sebagai pemain di Al-Ahli medio 2003-2005.

Ketika kebijakan pengampunan pajak itu berlaku, Guardiola ditengarai menggelapkan 500 ribu euro untuk menghindari pajak 10 persen yang ditetapkan Badan Pajak Spanyol.

Setelah itu, Guardiola dikabarkan mendaftarkan bisnis di Repox Investments yang berlokasi di Panama selama 2007 sampai 2012. Itu merupakan tahun bakti Guardiola di Barcelona sebagai pelatih Barcelona B hingga skuad utama.

Guardiola menjadikan bisnis itu sebagai brankas karena keuntungan yang didapatkan langsung dikirim ke bank Andorra. Hingga akhirnya pada 2015, Jorge Fernandez Diaz sebagai menteri dalam negeri menyebut Guardiola terlibat dalam skandal penggelapan pajak itu.

Guardiola pun langsung membantah tuduhan itu dan menganggap pernyataan sang menteri sebagai kabar bohong. Pria yang kini melatih Manchester City itu mengeklaim dirinya selalu membayar pajak tepat waktu.

"Menurut saya (pernyataan) menteri itu benar-benar salah. Saya sudah membayar pajak dari hari pertama hingga terakhir," kata Guardiola.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement