Senin 09 May 2011 15:51 WIB

Wali Kota Malang: Bentuk Konsorsium untuk Arema

Peni Suparto
Foto: www.kemenpora.go.id
Peni Suparto

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG - Wali Kota Malang, Peni Suparto, mengusulkan agar para pengusaha di Malang segera membentuk konsorsium. Langkah tersebut guna menyelamatkan Arema Indonesia dari krisis finansial yang berkepanjangan.

"Dengan cara mengumpulkan para pengusaha di Malang Raya dan membentuk konsorsium, saya yakin Arema akan terselamatkan. Bahkan, saya sendiri siap bergabung dengan konsorsium itu," tegas Peni.

Hanya saja, tegasnya, syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh konsorsium itu nanti adalah mengembalikan nama Arema Indonesia menjadi Arema Malang sebagai ciri khas lokal Malang. Selain itu, katanya, seluruh pengusaha anggota konsorsium juga harus sepakat dan memiliki persepsi yang sama untuk menyelamatkan dan membesarkan Arema di kancah persepakbolaan nasional dan internasional. Menurut mantan anggota DPR RI itu, sekarang sudah saatnya para pengusaha di wilayah Malang Raya ini menunjukkan kepedulian dan komitmennya untuk menyelamatkan Arema dari keterpurukan finansial.

Sementara Bupati Malang, Rendra Kresna, mengaku bahwa dirinya siap memfasilitasi untuk membentuk konsorsium yang melibatkan pengusaha di Malang Raya. Akan tetapi, lanjut Rendra yang juga presiden kehormatan Arema Indonesia, cara pandang dan pola pikir para pengusaha yang tergabung dalam konsorsium itu harus sama. Sebab, olahraga termasuk sepak bola belum bisa menjadi ajang bisnis yang bagus.

"Kami yakin kalau Arema dikelola oleh orang-orang dan manajemen yang benar-benar profesional, pasti banyak sponsor yang berdatangan. Apalagi, suporter Arema (Aremania) ini cukup militan," tegas Rendra.

Ketua Yayasan Arema, M Nur, sebelumnya mengumumkan bahwa Arema akan dilelang seharga Rp 20 miliar. Setelah diumumkan akan dilelang, sudah ada beberapa pengusaha yang dikabarkan sudah mendekati manajemen. Beberapa di antaranya adalah Bakrie Grup, MNC gup, PT Anugerah Citra Abadi (ACA) serta Arifin Panigoro.

Saat ini Arema sedang dilanda krisis finansial karena masih menanggung utang sekitar Rp 5,6 miliar dan biaya operasional untuk menuntaskan kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) yang diperkirakan mencapai Rp10 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement