Rabu 08 Nov 2017 06:00 WIB

Inikah Fase Akhir Era Keemasan Ronaldo?

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
Cristiano Ronaldo
Foto:

Dalam 11 jornada La Liga, Real Madrid baru mengemas 23 poin dan sudah dua kali kalah melawan Real Betis dan tim promosi Girona. Hasil buruk Madrid disebut-sebut sebagai buntut melempemnya performa Ronaldo di mulut gawang lawan.

Penyerang sayap bertinggi 185 cm yang baru mengklaim trofi Pemain Terbaik Dunia 2017 versi FIFA hanya mencetak satu gol di La Liga. Meski pun dari 11 partai itu Ronaldo hanya tampil sebanyak tujuh kali. Tetapi, itu merupakan pencapain buruk bagi pemain sekelas CR7.

Sementara di pentas Benua Biru, eks pemain Manchester United tampil lebih klinis di lini gedor Los Merengues dengan mengukir enam gol dari empat laga yang dilakoni.

Seperti yang diwartakan pundit ESPN, Matt McGrinn menyebutkan, catatan sepanjang awal musim ini di pentas sepak bola negeri matador, memaparkan sinyal kemunduran bagi performa Ronaldo. Bagi McGinn, penampilan CR7 membuat publik sudah mulai paham, inilah awal dari masa akhir Ronaldo.

Menurut McGinn faktor usia dan kecepatan menjadi indikasi utama si pemilik tendangan kaki kanan dahsyat ini. Saat ini Ronaldo sudah berusia 32, dan selama 16 tahun berkarier profesional, fase terkini menjadi yang terendah.

"Dia profesional, dan itu yang membuatnya masih bisa berada di papan atas. Tapi tak bisa dimungkiri, Ronaldo sedang menunju fase akhir. Pintu itu sudah terbuka, dan sekarang menunggu apakah Ronaldo mau masuk cepat atau tidak," tulis McGinn dilansir ESPN, Senin (6/11).

Statistik dalam dua musim terakhir menjadi bukti. Ronaldo mengemas 61 gol pada 2014/2015 di seluruh kompetisi. Angka itu menurun pada musim berikutnya menjadi 51 gol, dan hanya 42 gol pada 2016/2017.

Menurut McGinn, hal itu pula yang membuat Ronaldo dianggap sedang bermasalah dengan kondisi fisik secara menyeluruh. Wajar jika akhirnya mantan kekasih model Rusia, Irina Shayk, tak dipanggil pelatih timnas Portugal Fernando Santos dalam laga persahabatan melawan Saudi Arabia dan Amerika Serikat.

Artinya, pada dua pekan ke depan, Ronaldo mendapat kesempatan meningkatkan level kebugaran dan ketajaman. Ia akan bermain lagi saat Real Madrid bersua Atletico Madrid di markas lawan, Stadion Wanda Metropolitano.

Harapan saat bersua Atletico Madrid tergolong tinggi. Statistik menunjukkan, Ronaldo mencetak tujuh gol dalam enam pertemuan kontra Los Rojiblancos. Jadi, ini akan menjadi pembuktian apakah sang megabintang mampu mematahkan pandangan awam bahwa kehebatannya telah sirna.

"Dia punya masa pembuktian dalam dua pekan ke depan. Artinya, pintu menuju zona akhir karier tetap terbuka, tapi bisa tertutup lagi andai Cristiano Ronaldo mampu memberikan kabar gembira dalam rentang 14 hari," sambung McGinn.

Situasi tersebut bukan tanpa perhatian dari internal Madrid. Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane memberi dukungan terhadap kondisi CR7. Ia yakin, Ronaldo akan segera bangkit dan memberi banyak gol bagi Los Blancos.

Mengutip dari sepenggal ungkapan Ronaldo bahwa, '"Saya hidup di alam mimpi dan saya tidak mau untuk terbangun", maka pernyataan itu sedang dipertanggungjawabkan oleh sang maestro.

Apakah CR7 akan terus tertidur nyenyak dan bermimpi indah walau matahari telah meninggi atau ia terpaksa bangun dan menjadi penghuni 'peradaban mati' bagi pesepak bola profesional seperti yang telah dirasakan para pendahulunya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement