Jumat 08 Feb 2019 18:55 WIB

Sala Selalu Pentingkan Tim Dibanding Skill Individu

Sala mulai berlatih sepak bola di akademi sepak bola di Argentina.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Endro Yuwanto
 Pendukung FC Nantes memajang spanduk besar yang menggambarkan  Emiliano Sala, yang hilang pada 21 Januari 2019 setelah sebuah pesawat terbang ringan yang ia tumpangi dari Nantes ke Cardiff menghilang di Selat Inggris
Foto: EPA-EFE / Edward Boone
Pendukung FC Nantes memajang spanduk besar yang menggambarkan Emiliano Sala, yang hilang pada 21 Januari 2019 setelah sebuah pesawat terbang ringan yang ia tumpangi dari Nantes ke Cardiff menghilang di Selat Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, Jenazah Emiliano Sala akhirnya teridentifikasi. Pria asal Argentina yang mengalami kecelakaan pesawat pribadi di Selat Inggris itu ditemukan berada di puing-puing pesawat yang sudah diangkat dari dasar laut.

"Jenazah sudah dibawa ke Portland hari ini. Polisi sudah mengidentifikasi tubuh Emiliano Sala," begitu laporan dari Kepolisian Dorset dikutip dari BBC, Jumat (8/2).

Kecelakaan Sala terjadi tiga hari setelah pemain yang musim lalu membela Nantes itu menandatangani kontrak dengan klub Liga Primer Inggris, Cardiff City. Kecelakaan terjadi Senin (21/1). Berita tentang kecelakaan itu baru beredar sehari kemudian.

Sala meninggal di usia 28 tahun. Kabar meninggalnya striker yang juga pernah membela Bordeaux dan Caen itu sangat melukai hati keluarga. Karena sebelumnya Sala sangat bahagia ketika sedikit lagi akan memulai petualangan baru di liga terpopuler di dunia bersama klub asal Wales.

Sala mulai berlatih sepak bola di akademi sepak bola di Argentina. Sekolah sepak bola tersebut punya kaitan dengan klub Ligue 1 Prancis Bordeaux. SSB pertana Sala terletak di San Francisco, Cordoba, Argetina.

Ketika usianya sudah 20 tahun, Sala hijrah ke Prancis bersama tim senior Bordeaux tahun 2010. Adaptasi Sala dengan Bordeaux tidak selancar yang ia bayangkan. Klub yang bermarkas di Stadion Matmut Atlantique itu pernah meminjamkan Sala ke Orleans, Niort, dan Caen.

Mantan rekan Sala di Caen, Delipe Saad, mengatakan ia sangat dekat dengan Sala. Ia menilai Sala sebagai pemain yang bersahabat dengan semua orang. Saad menyukai filosofi sepak bola Sala di mana lebih mengedepankan permainan tim ketimbang mengandalkan skill individu.

Saad mengatakan, Sala sangat pantas bermain di Cardiff dan bisa lebih bersinar di Liga Primer Inggris. Saad sedih impian sahabat merumput di Inggris telah sirna karena ia harus menghadap Sang Pencipta lebih dulu. "Kepindahannya ke Cardiff merupakan bukti kalau Sala memang pemain yang harus diperhitungkan."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement