Ahad 07 Jul 2019 08:15 WIB

Tak akan Ada Lagi Aksi the Cutting-Inside Man

Tembakan melengkung pembunuh ala Robben akan sangat dirindukan.

Winger Bayern Muenchen Arjen Robben merayakan golnya ke gawang Hamburg SV.
Foto: Reuters/Michaela Rehle
Winger Bayern Muenchen Arjen Robben merayakan golnya ke gawang Hamburg SV.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Anggoro Pramudya

Tubuh mungil dengan gaya rambut yang tak begitu menarik bagi pesepak bola 'zaman now' menjadi perawakan saat pertama melihat Arjen Robben, seniman lapangan hijau dari Negeri Kincir Angin. Namun, apadaya mengukur kualitas pemain dari bentuk tubuh merupakan tindakan tak terpuji sebagai pecinta si kulit bundar.

 

Buktinya, Robben merupakan salah satu legenda terbaik sepak bola dunia. Bahkan, setiap suporter bola manapun mengetahui ciri khas dari permainan Robben saat menguasai bola. Pemain yang dicap 'Si Kaki Kaca' selalu melakukan Cutting Inside dan menendang bola langsung ke arah gawang lawan.

 

Tak peduli, rekannya berada di posisi strategis pun, Robben tetap akan melakukan keinginannya mencetak gol. Tak bisa dimungkiri, Robben memang salah satu pemain terbaik di dunia. Itu dibuktikan dengan total torehan trofi yang ia dapatkan sebanyak 32 gelar kolektif.

 

Berkat kecepatannya luar biasa, tembakan yang juga begitu akurat kesemuanya itu merupakan aspek-aspek yang kiranya diinginkan setiap pemain di muka bumi ini. Namun, permainan Cutting Side yang bisa digambarkan sebagai bentuk dari keegoisan seorang Robben itu membuahkan hasil bagi klub yang ia perkuat.

Setidaknya, Robben menunjukan panggungnya sendiri dengan gaya yang ia miliki, berkreasi via pinggir lapangan dan langsung menyisir ke depan gawang dan melepas tembakan. Robben sejatinya lahir di Bedum, kota kecil di Belanda.

Sejak masih muda, ia sudah menekuni bakatnya sebagai pesepak bola. Pada 1996, akhirnya ia bergabung dengan akademi FC Groningen, klub yang terletak tak jauh dari Bedum. Di klub tersebut, Robben mulai mengembangkan kemampuannya sebagai pesepak bola, terkhusus sebagai pemain sayap yang gemar menyisir dari sisi kanan untuk melepas tendangan dengan kaki kirinya.

Alhasil, sejak masih bermain di akademi Robben memang sudah menjalankan perannya sebagai pemain sayap 'terbalik' yang menggunakan kaki terkuatnya sebagai tujuan mencetak gol dan bukan mengumpan ke tengah gawang.

Namun, dunia sepak bola kini akan kehilangan pemain mungil nan lincah ini. Sebab, ia mengumumkan pensiun dari dunia yang telah membesarkan namanya pada Kamis, (4/7). Setelah berkarier 19 tahun lamanya, ia memilih gantung sepatu pada usia 35 tahun.

"Saya telah memikirkan semuanya dalam beberap pekan terakhir. Seperti yang diketahui semua orang, saya membutuhkan waktu setelah pertandingan terakhir saya bersama Muenchen untuk memutuskan masa depan, dan sekarang saya telah memutuskan untuk mengakhiri karier saya sebagai pemain profesional," kata Robben beberapa waktu lalu.

Baginya, mengakhiri dari dunia sepak bola adalah keputusan tersulit dalam hidupnya. Ia bahkan mengibaratkan keputusan itu membuat hati dan kepalanya saling bertabrakan.

Prestasi yang didulangnya bersama Bayern Muenchen pun sangat gemilang lantaran sudah mengemas enam titel Bundesliga, empat Piala Jerman dan masing-masing satu Piala Super Jerman, Liga Champions, serta Piala Super Eropa. Selalu ada yang kehilangan untuk melepas para pemain terhormat. Mantan rekan setimnya sekaligus kapten Bayern Muenchen Phillip Lahm memberikan ucapan perpisahan dengan Robben.

 

"Menyenangkan bisa bermain dengan Anda. Perpisahan dengan pesepak bola terbaik," demikian pernyataan Lahm di akun Twitter pribadinya dikutip the Guardian. Sedangkan, david Alaba mengaku bangga bisa bermain dengan pesepak bola seperti Robben. "Permainan Anda adalah sesuatu yang lain, karakter Anda lebih dari istimewa."

 

Skill khas Robben

 

Teknik tinggi yang dimiliki Robben memang soal aksi individu. Sebagai winger modern, Robben dikenal gemar membelah pertahanan lawan dengan kaki berlawanan dengan posisinya. Meski seorang kidal, Robben selalu diplot sebagai sayap kanan. Posisi ini semakin fasih ia mainkan ketika meraih kejayaan sebagai pesepakbola Eropa ketika mulai memperkuat Chelsea tahun 2004, di bawah arahan Jose Mourinho.

Dengan posisinya ini, Robben yang dikenal egois mampu mengasah kemampuan untuk mencetak gol dengan kaki kiri. Jika mendapat bola di depan, Robben akan menyisir sisi kanan garis kotak 16 besar. Berapapun pemain yang mengawal, ia akan belok dengan tajam dengan berlari ke depan gawang lawan.

 

Dari titik tersebut, Robben kemudian melepaskan tembakan melengkung ke gawang yang sulit diredam penjaga gawang lawan. Cutting-Inside memang bukan teknik langka. Bulan cuma Robben yang pernah mencetak gol dengan cara demikian. Namun, jika ada pemain yang konsisten mencetak gol dengan cara sama tanpa bisa dijinakkan oleh lawan, maka hanya ada Robben di daftar tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement