Rabu 26 Jul 2023 12:22 WIB

Fakta tentang Sirkuit Paling Angker di Eropa yang Justru Tunduk di Tangan Valentino Rossi

Bagi Rossi, sirkut angker tersebut bagaikan surga untuk kebut-kebutan.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Valentino Rossi melakukan selebrasi seusai memenangi seri balapan MotoGP di Sirkuit Assen, Belanda pada musim 2017 silam.
Foto:

Kemenangan ini sekaligus menegaskan Rossi sebagai raja di Sirkuit Assen, terutama saat memasuki era baru di kelas utama MotoGP. Hingga kini, belum ada satu pun pebalap yang mampu menyamai rekor kemenangan Rossi di Sirkuit Assen sejak era baru kelas utama MotoGP pada 2001.

Dalam sebuah wawancara pada medio 2021, Rossi menyebut, Sirkuit Assen merupakan surga buat pembalap. Karakteristik sirkuit yang terletak di ibu kota Provinsi Drenthe, Belanda, itu menjadi alasan utama Rossi begitu menikmati momen-momen beradu kecepatan dengan pembalap lain di sirkuit ini.

''Trek di sana adalah surga untuk pembalap MotoGP. Layout treknya begitu istimewa. Anda akan balapan dengan penuh emosi. Selalu ada adrenalin tinggi setiap tampil di trek ini. Sirkuit itu menuntut kemampuan teknik, tapi juga sangat cepat. Anda harus berani mengambil risiko, dan itu membuatnya semuanya begitu menyenangkan,'' kata Rossi seperti dikutip Crash, beberapa waktu lalu.

Julukan Sirkuit Assen sebagai Katedral Kecepatan bukanlah tanpa alasan. Dengan lebar sekitar trek sekitar 14 meter, salah satu sirkuit tertua di gelaran MotoGP itu memiliki trek lurus sepanjang 487 meter. Selain itu, sirkuit yang awalnya sirkuit jalan raya ini dilengkapi dengan total 18 tikungan, termasuk 16 tikungan ke kanan dan dua tikungan ke kiri.

Meski memiliki satu tikungan dengan bentuk yang hampir memutar, Sirkuit Assen justru dikenal dengan tikungan pendek. Dari 18 tikungan yang kerap menjadi fokus utama, 10 tikungan kerap menjadi fokus utama. Di 10 tikungan itu, hanya ada satu tikungan yang membutuhkan pengereman berat, dua titik pengereman medium, dan tujuh titik pengereman ringan.

Di tujuh titik tikungan, yang dimulai dari tikungan ke-11 hingga ke-18, inilah biasanya pebalap mengambil risiko dengan melakukan pengereman ringan tanpa harus mengurangi laju motor secara signifikan. Para pembalap sebisa mungkin akan terus berada di racing line sambil menjaga atau bahkan mengintip kemungkinan meningkatkan kecepatan.

Di titik ini, pembalap bisa terus merasakan adrenalin tinggi lantaran berada dalam kecepatan tinggi sembari berusaha tidak melakukan kesalahan dalam momen pengereman. Begitu pula dengan tambahan adrenalin saat berpacu dengan pebalap lain untuk terus berada di racing line dan memperbaiki catatan waktu. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement