Ahad 21 Jul 2019 13:56 WIB

Penantian 29 Tahun Rubah Gurun di Piala Afrika Berakhir

Selama turnamen, Aljazair menjebol gawang lawan 13 kali dan kebobolan hanya 2 gol.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Para pemain Aljazair merayakan keberhasilan lolos ke final Piala Afrika 2019.
Foto: EPA-EFE/Gavin Barker
Para pemain Aljazair merayakan keberhasilan lolos ke final Piala Afrika 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, CAIRO -- Aljazair merebut gelar Piala Afrika 2019 setelah menundukkan Senegal dengan skor tipis 0-1. Trofi itu direbut Aljazair terakhir kali 29 tahun lalu saat menjadi tuan rumah pada 1990.

Pelatih Aljazair, Djamel Belmadi menyatakan, gelar juara Piala Afrika yang baru saja diraih timnya merupakan sejarah. Ia menganggap anak asuhnya pantas untuk merebut trofi tersebut.

"Ini luar biasa, bersejarah. Gelar ini yang pertama kami raih di negeri orang lain," kata Belmadi seperti dilansir BeIN Sports, akhir pekan lalu.

Mantan pemain Aljazair era 2000-an itu berpendapat, penggawa Aljazair layak juara karena menjalani laga sulit sejak babak penyisihan. Ia juga tak memusingkan proses gol tunggal Baghdad Bounedjah yang dinilai tak wajar di partai final.

Gol itu terjadi di menit kedua babak pertama, saat penyerang Aljazair, Baghdad Bounedjah menendang keras bola dan mengenai kaki bek lawan. Kiper Senegal, Alfred Gomis terlihat hanya terdiam ketika bola yang melambung mengarah tepat ke gawangnya sendiri. "Perjuangan yang panjang tapi kami layak mendapatkannya. Pertandingan final ini mungkin sulit karena kami menghadapi tim terbaik di Afrika," ujar dia.

Di atas kertas, Aljazair membuktikan kelasnya di Piala Afrika dengan menghadirkan pola permainan atraktif hasil kreasi Riyad Mahrez. Aljazair mampu menjebol gawang lawan 13 kali dengan kebobolan hanya dua gol. "Kami keluar sebagai juara dengan serangan dan pertahanan terbaik," jelas dia.

Kegembiraan Belmadi bertambah spesial karena gelar Piala Afrika kedua bagi tim Rubah Gurun direbut di negeri orang dan diraih kendati Belmadi belum genap setahun menangani Ajazair.  "Saya dan tim berusaha keras. Menempatkan kami di atas dalam waktu 10 bulan, ini menakjubkan," kata dia.

Sejak menahkodai Aljazair Agustus lalu, Belmadi sudah dihadapkan target tinggi untuk anak asuhnya. Bebannya tak mudah karena timnya pernah gugur di babak penyisihan Piala Afrika 2017 dan gagal lolos kualifikasi Piala Dunia 2018.

Persembahan Piala Afrika, lanjut Belmadi, merupakan sebuah pesan bahwa Aljazair mampu bersaing di level yang lebih tinggi.

Di sisi lain, trofi Piala Afrika menjadi gelar yang kelima untuk gelandang Aljazair, Riyad Mahrez dalam kurun waktu satu tahun. Trofi pertamanya didapat saat membawa klubnya, Manchester City, mengalahkan Chelsea 2-0 di Community Shield pada 5 Agustus 2018.

Piala Liga Inggris menjadi trofi kedua Mahrez, ia meraihnya setelah City menang adu penalti atas Chelsea pada 24 Februari 2019. Trofi ketiga diraih Mahrez pada 12 Mei 2019 ketika klubnya merebut gelar Liga Primer Inggris. Piala keempat Mahrez direbut pada 18 Mei 2019 saat dirinya mengangkat Piala FA setelah City mengalahkan Watford dengan skor 6-0.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement