Selasa 19 Apr 2016 15:29 WIB

Masih Jadi Buronan, La Nyalla Beri Sambutan Tertulis HUT PSSI

Red: M Akbar
Ketua Umum PSSI periode 2015-2019 La Nyalla Mattalitti.
Foto:

Bapak Ibu yang saya hormati,

PSSI sadar, sebagai organisasi dan induk cabang olahraga sepakbola masih  banyak kekurangan. Karena itu kami bekerja keras mengejar agar sejajar  dengan negara-negara anggota FIFA lainnya.

Sejak kongres unfikasi PSSI 17 Maret 2013 silam, dimana saya dipercaya sebagai wakil ketua umum, kami semua bekerja keras sesuai direktif FIFA. Saya pun diminta oleh Komite Eksekutif PSSI untuk mengurus Tim Nasional. Dalam jangka waktu sekitar dua tahun, peringkat Timnas kita berhasil merangkak naik dari 172, hingga mencapai 156 FIFA ranking.

Sejak saya di PSSI tahun 2013, saya memutuskan PSSI tidak lagi meminta dana APBN untuk Timnas. Sehingga tidak ada dana APBN yang masuk ke Badan Tim Nasional. Semua murni dari sponsor dan hak siar televisi. Karena saya menyadari betapa terbatasnya anggaran di Kemenpora apabila harus membantu pembiayaan Timnas sepakbola yang prestasinya masih belum gemilang.

Apalagi saya meyakini, pembinaan sepakbola Indonesia menuju prestasi gemilang tidak bisa instan tanpa pondasi yang kokoh di tingkat usia dini. Karena itu, setelah saya dipercaya anggota untuk memimpin PSSI di Kongres Surabaya 18 April 2015 lalu, saya memutuskan untuk concern di pembinaan sepakbola usia dini. Tentu hasilnya nanti akan kita lihat di masa yang akan datang.

Begitu pun di penataan organisasi. Saya mendukung dan mendorong semua upaya serius untuk meningkatkan kemampuan teknikal sepakbola kita. Sehingga kita harus membayar mahal dengan mempekerjakan tenaga- tenaga asing di departemen teknik.

Penguatan juga kita lakukan di badan yudisial PSSI. Hukum berat semua pelanggar kode disiplin dan kode etik organisasi. Termasuk hukum berat semua yang terlibat dalam tragedi sepakbola ‘Gajah’ antara PSIS Semarang dan PSS Sleman. Saya juga mendorong agar PSSI bekerjasama dengan Sport Radar, untuk memerangi match fixing.

Saya juga mendukung terbentuknya Departemen Integritas di PSSI. Bahkan saat kongres tahunan Januari 2015 tahun lalu, kami dan peserta Kongres menandatangani pakta integritas sebagai upaya untuk memerangi match fixing.

Kompetisi juga harus ditingkatkan. Klub harus dibantu mendapatkan iklim berkompetisi yang sehat dan bermutu. Sehingga potensi industri sepakbola terbangun dengan baik. Kami minta Liga Indonesia selaku operator untuk melakukan evaluasi dan peningkatan kualitas dengan bekerjasama dengan J-League dan UEFA.

Ini semua upaya yang serius dilakukan PSSI dalam masa kurang dari dua tahun setelah didera konflik dan dualisme kompetisi. Sehingga FIFA memberi apresiasi dengan meluncurkan beberapa program asistensi untuk PSSI. Di antaranya FIFA Performance Program, FIFA Goal Project, FIFA Financial Assistance Program dan lain-lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement