Selasa 19 Apr 2016 15:29 WIB

Masih Jadi Buronan, La Nyalla Beri Sambutan Tertulis HUT PSSI

Red: M Akbar
Ketua Umum PSSI periode 2015-2019 La Nyalla Mattalitti.
Foto:

Bapak Ibu yang saya hormati,

Benarkah PSSI tidak becus mengelola organisasi sepakbola? Benarkah PSSI sarang mafia? Benarkah PSSI pengatur skor kompetisi? Siapakah pelakunya? Siapakah di antara anggota Komite Eksekutif PSSI yang terpilih di KLB Surabaya 18 April 2015 yang menjadi pelaku yang dituduhkan itu?

Apakah saya? Atau wakil saya, Hinca Pandjaitan? Erwin Dwi Budiawan? Atau anggota Exco PSSI lainnya? La Siya? Djamal Aziz? Tonny Aprilani? Roberto Rouw? Diza Ali? Zulfadli? Husni Hasibuan? Hadiyandra? Deddy Reva? Atau Gusti Randa? Doddy Alex Nurdin? Johar Lin Eng? 

Sebut saja siapa pelaku pengatur skor di Komite Eksekutif PSSI yang kemarin terpilih di KLB Surabaya? Langsung saja tunjuk hidung. Siapa mafia bola dari 15 Komite Eksekutif PSSI ini. Tapi ingat, buktikan. Jangan asal menuduh dan memfitnah.

Kita semua sudah melihat hakikat dari pembekuan itu. Yang intinya untuk mengganti kepengurusan PSSI yang ada sekarang. Padahal semua pihak tahu, kepengurusan masa bakti 2015-2019 terpilih secara sah melalui forum tertinggi organisasi, yaitu KLB pada 18 April 2015 lalu, yang dilaksanakan dengan tertib dan sesuai statuta PSSI.

Mengapa? Karena tidak ingin saya memimpin PSSI. Itu saja.

Mengapa tidak ingin saya memimpin PSSI? Karena saya orang yang independen. Tidak bisa diatur-atur dan tidak bisa ditekan-tekan. Saya tidak mungkin bisa diatur untuk menjadikan PSSI sebagai alat politik rezim penguasa.

Justru saya orang yang memerangi semua tuduhan busuk yang dialamatkan ke PSSI. Sehingga semua tuduhan yang dialamatkan kepada PSSI tidak satupun yang terbukti saya lakukan.

Saya tidak sedikitpun korupsi uang PSSI. Justru sebaliknya saya mengeluarkan uang pribadi di PSSI. Saya tidak pernah terlibat match fixing. Justru sebaliknya saya mendorong upaya memerangi dengan keras.

Jadi, sampai detik ini, tidak ada satu orang pun yang bisa menjawab; Apa salah saya di sepakbola? Sehingga kepengurusan saya harus diganti? Apalagi kepengurusan masa bakti 2015-2019 belum bekerja, sudah dibekukan.

Sekarang ini, bukan hanya pengurus PSSI yang didzolimi. Tetapi institusi PSSI juga didzolimi. Simbol dan lambang PSSI dilarang oleh tim transisi. Organisasi yang lahir sebagai alat perjuangan dan usianya lebih tua dari republik ini, tiba-tiba diperlakukan seperti layaknya organisasi terlarang.

Karena itu; Saya bersumpah akan menjaga harkat dan martabat sepakbola Indonesia. Saya bersumpah menjaga panji-panji organisasi ini sekuat tenaga saya.

Saya katakan kepada anggota klub-klub ISL. Saya menolak keinginan BOPI agar PSSI mencekal dua klub ISL, Persebaya dan Arema. Hal itu semata demi menjaga harkat dan martabat sepakbola. Karena sepakbola tidak mengenal like and dis-like. Karena hakekat sepakbola hanya mengenal respect, fairplay dan unity.

Karena itu, bagi saya tidak ada sedikitpun kamus untuk mundur. Karena semua yang mereka tuduhkan tidak saya lakukan. Bagi saya, berlaku prinsip;  pantang meminta jabatan, tetapi amanah yang saya emban akan saya jalankan sekuat tenaga. Saya dipilih oleh 92 voter di kongres PSSI. Sehingga tidak mungkin saya mengkhianati para pemilih saya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement